Rudi Hariantoko (lahir di Malang, Jawa Timur, 27 November 1973; umur 46 tahun) adalah seorang Pelatih yang pernah melatih Persikubar salah satu kontestan Divisi Utama saat itu. Rudi adalah salah seorang pelatih yang meramaikan persepak bolaan nasional. Dia mendapatkan lisensi B AFC pada musim kompetisi 2009-2010, ketika ia masih berstatus sebagai pemain Persikubar yang kala itu tampil di pentas Divisi Satu.

Sebagai pemain Rudi sudah makan asam garam selama 15 tahun dan ia awali bermain di klub Arema Malang pada musim awal Liga Indonesia 1994. Posisi Rudi ketika bermain sebagai wing back kanan. Rudi banyak belajar dari sosok-sosok pelatih panutannya. Yakni, Benny Dollo dan Aji Santoso. Bukan tanpa alasan, Rudy mengidolakan dua pelatih tersebut. Sebab, dia mendapatkan banyak pelajaran dari kedua pelatih tersebut

Jejak karier Rudi Hariantoko sebagai pemain sudah cukup panjang, sebelum akhirnya di awal tahun 2020, Pelatih Rudi Hariantoko resmi bergabung ke Diklat Merden untuk melatih siswa siswa Diklat Merden.

Awal bergabung, Coach Rudi dihadapkan dengan persiapan Diklat Merden untuk mengikuti putaran nasional piala soratin U-17 dan U-15 mewakili kaltara yang lolos keputaran nasional. Walaupun waktu sudah mepet tapi coach Rudi yakin 2 minggu adalah waktu yang cukup untuk mematangkan persiapan pemain Diklat Merden.

Dengan kualitas yang dimiliki anak-anak saya yakin dengan latihan dalam waktu 2 minggu insya Allah Pemain Diklat Merden dapat mengimbangi lawan dan mampu berprestasi di Piala Soeratin U-17 dan U-15” terang Coach Rudi Hariantoko.

Menurut Rudi Hariantoko mengikuti turnamen sepakbola usia dini seperti Piala Soeratin memiliki arti penting bagi perkembangan anak-anak level junior dan itu memang harus dilewati dan dilalui sebelum menjadi pemain profesional, Karena baginya bermain di level junior merupakan batu pijakan untuk menjadi pemain sepakbola profesional.

Ia juga berharap dari semua pemain Diklat Merden yang ikut dalam Piala Soratin U-17 dan U-15 dapat menjadi tolak ukur bahwa Diklat Merden tidak kalah dengan dengan yang lain.Ia juga berharap dari sekian banyak pemain Diklat Merden yang tampil dalam Piala Soratin ada yang menarik perhatian dan bisa di panggil untuk membela Timnas.

Menurut Rudi Hariantoko dari segi pembinaan sepakbola, Diklat Merden sama dengan akademi-akademi lain yaitu membina yang tidak bisa menjadi bisa, dan membina yang bisa menjadi pemain yang profesional, Tapi ada yang unik, yang lain daripada akademi yang lainnya yaitu Diklat Merden sangat memperhatikan Aspek agama dan sopan santun dalam bersikap dan bermasyarakat. Menurut beliau ini sangat jarang di perhatikan oleh akademi akademi sepakbola yang lain. Mereka kebanyakan hanya memperhatikan dari segi pembinaan sepakbola. “Apa yang dilakukan Diklat Merden ini luar biasa” terangnya.

Coach Rudi sangat berharap para lulusan Diklat merden nantinya akan menjadi contoh pemain profesional yang santun di lapangan dan di luar lapangan(masyarakat). Ia juga berpesan untuk Diklat Merden dan akademi lainnya untuk memperhatikan perkembangan anak didiknya karena mereka memerlukan perhatian khusus dan pembelajaran yang perfect dari pengetahuan yang basic hingga menjadi pemain profesional nantinya.

Profil Singkat Perjalanan Coach Rudi Hariantoko

[wptb id="2196" not found ]

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *