Diklat Merden Indonesia adalah salah satu diklat atau akademi sepakbola yang berada di desa Merden, Kecamatan Purwonegoro, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Sebagai salah satu akademi sepakbola bertaraf nasional sudah tentu siswanya hampir berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Carl Wilhelm Johan lisi, akrab disapa Johan dan Lord Grivid R.M Pulalo yang akrab disapa Grivid, merupakan siswa Diklat Merden yang berasal dari Sentani, Jayapura, Papua. Mereka berdua masuk ke Diklat Merden pada awal tahun 2019. Johan mengaku ia mengetahui tentang Diklat Merden dari salah satu temannya yang menjadi anggota Timnas pelajar saat itu, atas informasi itu Johan kemudian mendaftar di Diklat Merden awal Januari 2019, Sementara Grivid mengaku mendaftar ke Diklat Merden atas dorongan dan informasi dari saudaranya di Padang, Ia resmi masuk ke Diklat Merden Juli 2019 bertepatan dengan tahun ajaran baru 2019.
Awal masuk di Diklat Merden Johan dan Grivid merasa susah beradaptasi dengan teman-temannya. faktor lingkungan, bahasa, agama dan budaya yang berbeda membuat mereka berdua merasa sulit untuk beradaptasi, apalagi mayoritas temannya dalam pergaulan banyak menggunakan bahasa lokal setempat. Tapi perbedaan itu tak membuat mereka gentar untuk terus menimba ilmu sepakbola di Diklat Merden. Perlahan-lahan,seiring waktu mereka mulai bisa beradaptasi dan mulai memahami bahasa lokal setempat.
Seiring waktu mereka berdua mulai merasa kerasan berada di Diklat Merden. Apalagi setelah saling mengenal ternyata teman-temanya sangat ramah dan mempunyai jiwa toleran yang tinggi, mereka saling menghormati dan menghargai walaupun berbeda adat,budaya, bahasa dan agama.
Dalam menjalankan ibadah dan Keagamaan Joan dan Lisi yang beragama nasrani ini tidak merasa ada halangan dan hambatan, setiap minggu pagi mereka pergi ke gereja terdekat untuk beribadah. bahkan mereka sering diantar hingga dipinjami sepeda motor untuk ke gereja oleh temannya yang beragama Islam.
“Kita disini saling menjaga, saling menghormati satu sama lain, disaat mereka menjalankan ibadah sholat lima waktu kami menghormatinya, begitu juga sebaliknya, saat kami beribadah merekapun menghormatinya. Mereka sering meminjamkan motor saat kami hendak beribadah” tutur Johan Lisi.
Kini Johan dan Grivid merasa betah dan merasa nyaman tinggal dan berlatih sepakbola di lingkungan Diklat Merden. ” Kita saling mendukung untuk maju dalam bermain sepakbola, saya pribadi juga merasa ada perkembangan yang signifikan dalam diri saya baik dalam segi beragama dan bermain sepakbola dilapangan” terang grivid kepada salah satu staff Diklat Merden.
Johan dan Grivid juga berpesan kepada anak-anak diluar sana yang tertarik dengan dunia sepak bola serta ingin menimba ilmu untuk masuk ke Diklat Merden. ” Gak usah takut mencoba, gak usah ragu untuk masuk ke Diklat Merden dan jangan takut untuk merantau. “Diklat merden itu akademi sepakbola profesional, dan dikelola secara profresional juga. jadwal latihan rutin setiap pagi sore. Kita dilatih oleh para pelatih profesional yang sudah berlisensi AFC” terang Johan Lisi.